Visa dan Mastercard Dilaporkan Tangguhkan Kerja Sama dengan Perusahaan Kripto

thesilent1.com – — Platform layanan pembayaran Visa dan Mastercard dilaporkan telah menangguhkan pengumuman kerja sama baru dengan perusahaan-perusahaan kripto. Menurut laporan Reuters, penangguhan ini diduga disebabkan oleh banyaknya perusahaan kripto yang bangkrut pada bear market tahun lalu, yang membuat regulator AS memperketat aturan.

Keputusan tersebut cukup mengejutkan mengingat belum lama ini Mastercard mengumumkan rencana kerja sama dengan protokol Immersive untuk meluncurkan layanan pembayaran Web3 dengan stablecoin USDC. Visa juga mengungkapkan rencana untuk memungkinkan pelanggan mengubah aset digital menjadi mata uang fiat di platformnya.

Kedua perusahaan tersebut dilaporkan sepakat menunda peluncuran produk dan layanan terkait kripto sampai kondisi pasar membaik. Setelah beberapa perusahaan kripto kolaps, seperti Celsius, Three Arrows Capital, Voyager Digital, FTX, dan BlockFi, belum ada regulasi dikeluarkan untuk mencegah hal itu terjadi lagi.

Visa dan Mastercard diketahui telah menjalin kerja sama dengan exchange kripto Binance dalam meluncurkan kartu pembayaran kripto. Kartu debit kripto Visa-Binance telah tersedia untuk warga Eropa sejak 2020.

Namun dalam beberapa bulan terakhir, Binance terus tersandung masalah dengan regulator AS. Terkini, Binance menangguhkan penarikan dan penyimpanan dolar AS di platformnya dalam fitur Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunications (SWIFT) hasil kerja sama dengan Signature Bank.

Binance juga harus menghadapi kenyataan pahit bahwa stablecoin Binance USD, yang diluncurkan bersama Paxos, harus berhenti terbit dan menghadapi gugatan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS.

Kepala Divisi Kripto Visa Membantah

Dalam sebuah utas di Twitter, Kepala Divisi Kripto Visa, Cuy Sheffield, membantah bahwa perusahaannya akan menangguhkan kerja sama terkait kripto. Menurutnya, laporan Reuters tidak akurat karena Visa justru akan terus mengembangkan fitur on-ramps dan off ramps kripto.

“Serta (terus mengembangkan) roadmap produk kami untuk membangun produk baru yang dapat memfasilitasi pembayaran stablecoin dengan cara yang aman, patuh, dan nyaman,” ujarnya.

Ia menegaskan, meski banyak tantangan dan ketidakpastian dalam ekosistem kripto, pandangan Visa tidak berubah. Visa melihat mata uang digital yang didukung mata uang fiat dan berjalan di blockchain publik memiliki potensi untuk memainkan peran penting dalam ekosistem keuangan.

Cuitan Sheffield ini tak sesuai dengan pernyataan juru bicara Visa yang dibagikan ke sejumlah media. Jubir tersebut mengungkapkan bahwa Visa saat ini tengah mengevaluasi kompetensi perusahaan dalam infrastruktur Web3 dan protokol blockchain yang mendorong pengembangan kripto.

“Kegagalan perusahaan-perusahaan besar baru-baru ini menjadi pengingat penting bahwa kami masih memiliki jalan yang panjang sebelum menjadikan kripto sebagai bagian dari layanan pembayaran dan keuangan kami,” kata juru bicara Visa, dikutip Cointelegraph.

Pada november lalu, Visa juga dilaporkan telah mengakhiri kerja sama terkait kartu kredit global dengan exchange FTX yang bangkrut. Padahal dalam kemitraan itu, Visa telah mengungkapkan rencana untuk meluncurkan kartu kredit ke 40 negara.

Pengguna Google Cloud Bisa Bayar Pakai Kripto Lewat Coinbase

In “aset kripto”

Visa Bakal Sediakan Layanan Pembayaran Otomatis Kripto Berbasis Ethereum

In “Blockchain”

Coinbase Jalin Kerja Sama dengan Perusahaan Investasi BlackRock

In “Regulasi”