Telegram Berencana Lelang Username dan Link Channel dalam Bentuk NFT

thesilent1.com – — CEO Telegram Pavel Durov mengungkapkan rencananya untuk melelang username dan link channel Telegram dalam blockchain seperti nonfungible token (NFT). Dalam pernyataan resmi yang dirilis di channel Telegram pribadinya pada Senin (22/8), Durov menginginkan jutaan username Telegram bisa dipasarkan sebagai aset blockchain.

“Pemilik username dapat memberikan username itu ke pemenang lelang dalam sebuah kesepakatan yang dilindungi dan kepemilikan (username) itu akan dijamin oleh blockchain melalui smart contract seperti NFT,” ujar Durov, dikutip Decrypt.

Ia mengaku terinspirasi dari penjualan lebih dari 2.000 nama domain .ton oleh The Open Network (TON) dalam proyek TON DNS. Total penjualannya mencapai 2.392.002 Toncoin (1 Toncoin sama dengan $1,29) dan TON berhasil meraup untung sekitar $3 juta.

Proyek TON DNS diluncurkan pada 30 Juli 2022. Sama seperti domain .eth dari Ethereum Name Service (ENS), domain .ton memungkinkan pengguna untuk mengakses aplikasi terdesentralisasi dengan cara yang sederhana tanpa perlu mengetikkan rangkaian huruf yang panjang dan nomor dari alamat wallet mereka.

Nama domain yang berhasil terjual dengan harga tinggi adalah wallet.ton, seharga 215.250 Toncoin. Dua nama domain lainnya, casino.ton dan bank.ton, masing-masing berhasil terjual seharga 200.000 dan 157.500 Toncoin.

“Jika TON berhasil mencapainya, bayangkan betapa suksesnya Telegram yang memiliki 700 juta pengguna jika username dan link channel bisa dilelang,” ungkap Durov.

Metaverse, Layu Sebelum Berkembang

Sepanjang 2022 Kasus Penipuan (Scam) Kripto Turun 65%, Peretasan Naik 58,3%

“Selain jutaan alamat t.me seperti @storm atau @royal, semua nama pengguna empat huruf dapat tersedia untuk dijual (@bank, @club, @game, @gift, dll.),” tambahnya.

“Elemen lain dari ekosistem Telegram, termasuk channel, stiker atau emoji, nantinya juga bisa menjadi bagian dari penjualan ini,” katanya.

TON merupakan blockchain layer-1 yang awalnya dirancang oleh Telegram sebagai platform pembayaran digital. Tetapi kendalinya diserahkan kepada komunitas The Open Network pada Juni 2020.

Telegram terpaksa melepas TON usai terlibat masalah dengan Komisi Bursa dan Sekuritas (SEC) AS. SEC menuding Telegram melakukan penjualan sekuritas yang tidak terdaftar sebesar $1,7 miliar dalam bentuk token GRAM.

Meski demikian, Telegram masih memiliki hubungan erat dengan blockchain TON. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk bertukar Toncoin secara langsung melalui bot yang beroperasi secara otomatis.

Jaringan TON menggunakan bahasa pemrograman FunC untuk TON Virtual Machine dan untuk merilis smart contract tertentu di blockchain. Jika Telegram meluncurkan NFT, kemungkinan besar mereka akan menggunakan bahasa pemrograman ini.

“Mari kita lihat apakah kami dapat menambahkan sedikit Web 3.0 ke Telegram dalam beberapa minggu mendatang,” tutup Durov.

Jaringan TON menggunakan mekanisme konsensus Proof-of-Stake (PoS), dan mendukung berbagai fitur seperti staking, NFT, dan decentralized applications. Menurut data dari CoinMarketCap, Toncoin (TON) telah meningkat 17,18% selama 24 jam terakhir menjadi $1,35 saat ini.