Rp14 Triliun Dana Keluar dari Binance, Menyusul Kecurigaan Proof of Reserve

thesilent1.com – Kekhawatiran dan kecurigaan atas Proof of Reserves (PoR) Binance mengakibatkan bursa ini mengalami arus keluar bersih atau withdrawal sebesar US$902 (Rp14 triliun) dalam 24 jam terakhir, menurut data Nansen.

Arus keluar bersih Binance telah melampaui semua bursa terpusat lainnya dalam 24 jam terakhir, dan hampir sembilan kali lebih besar dari arus keluar terbesar kedua. Temuan ini diperoleh pada data platform intelijen blockchain Nansen.

Aliran keluar (outflow) ini merupakan yang tertinggi dari Binance sejak 13 November lalu, atau dua hari setelah FTX mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat (AS).

Menurut Henry Fisher, analis di Arkham, outflow di Binance tampaknya tidak terlalu anomali mengingat bahwa ada aset sekitar senilai US$64 miliar (Rp1 triliun) di Binance.

Penarikan yang meningkat terjadi setelah serangkaian laporan berita tentang Binance yang membuat investor menjadi lebih berhati-hati tentang dana mereka yang berada di bursa terpusat (centralized exchange) CEX.

Lebih lagi, setelah keruntuhan FTX yang menjadi bencana industri kripto yang membuat para investor khawatir, dan sebagian dari mereka memutuskan untuk melikuidasi kepemilikan kripto mereka.

Untuk mempertahankan kepercayaan investor, bursa pun berupaya untuk mengungkapkan dana cadangan BTC yang dimiliki bursa ke publik lewat mekanisme Proof of Reserve.

Ada Penarikan Besar di Binance

Data Blockchain menunjukkan bahwa market maker kripto besar, Jump Trading dan Wintermute telah memindahkan dana yang cukup besar dari Binance dalam seminggu terakhir, bersumber dari Coindesk.

Jump Trading tampaknya menjadi penarikan terbesar dari Binance, tulis analis Nansen, Andrew Thurman dalam sebuah tweet.

Penarikan bersih dari bursa oleh dompet kripto yang terkait dengan Jump mencapai US$146 juta (Rp2,2 triliun) aset digital selama tujuh hari terakhir, menurut data yang dikumpulkan oleh Nansen.

Penarikan bersih Jump termasuk US$102 juta Binance USD (BUSD)(Rp1,6 triliun), stablecoin bursa yang diterbitkan oleh Paxos US$14 juta (USDT Tether) (Rp219 miliar), dan US$10 juta eter (ETH) (Rp156 miliar).

Sementara, Jump menukarkan sekitar US$30 juta (Rp470 miliar) Binance USD (BUSD) dari Paxos, per data blockchain dari Arkham.

Proof Of Reserve Binance Menuai Kritik Tajam

Binance telah merilis sebuah laporan Proof of Reserve oleh perusahaan audit Mazars, yang mengklaim bahwa cadangan Bitcoin (BTC) miliknya terjamin.

Namun ternyata laporan Proof of Reserve memunculkan kecurigaan, karena laporan yang dirilis oleh firma audit Mazars tidak memberikan kepercayaan bagi investor mengenai keuangan Binance.

Sebab, terdapat kurangnya informasi terkait kualitas kontrol internal dan bagaimana sistem Binance melikuidasi aset untuk menutupi pinjaman margin.

Dalam laporan itu, ada perdebatan antara total liabilitas Binance. Bukti cadangan Binance yang dipimpin oleh Changpeng Zhao (CZ) menunjukkan bahwa Binance dijamin 97%, ‘tidak termasuk aset yang dipinjamkan kepada pengguna melalui pinjaman atau akun margin’. Hal ini menunjukkan bahwa rasio cadangan Binance terhadap aset pelanggan tidak mencapai 1:1.

Co-founder crypto exchange Kraken, Jesse Powell, pada 26 November lalu mengatakan bahwa audit PoR yang lengkap harus menyertakan jumlah liabilitas dari klien. Dia menegaskan bahwa ‘cadangan bukanlah daftar kripto wallet’, melainkan ‘aset dikurangi dengan liabilitas’.