thesilent1.com – Parkinsonisme adalah penyakit yang terjadi akibat disfungsi otak dan umumnya berkaitan dengan penyakit parkinson.
Seseorang yang mengidap parkinsonisme juga akan mengalami gangguan lain yang menyebabkan gejala neurologis tambahan, mulai dari demensia hingga ketidakmampuan untuk melihat ke atas dan ke bawah.
Penyebab
Parkinsonisme dapat disebabkan oleh penyakit parkinson itu sendiri serta kondisi lain yang mendasarinya.
Penyebab lain yang terkait dengan parkinsonisme meliputi:
- Obat-obatan, seperti yang digunakan untuk mengobati psikosis, gangguan kejiwaan, dan mual
- Trauma kepala berulang, seperti cedera yang diderita dalam tinju
- Gangguan neurodegeneratif tertentu, seperti atrofi sistem ganda, demensia tubuh Lewy, dan kelumpuhan supranuklear progresif
- Paparan racun, seperti karbon monoksida, sianida dan pelarut organik
- Lesi otak tertentu, seperti tumor, atau penumpukan cairan
- Gangguan metabolisme dan lainnya, seperti gagal hati kronis atau penyakit Wilson
Gejala
Parkinsonisme dapat menyebabkan gejala yang bervariasi dan progresif.
Beberapa gejala paling umum yang terkait dengan penyakit ini meliputi:
- Kesulitan menunjukkan ekspresi wajah
- Kekakuan otot
- Gerakan yang melambat dan terpengaruh
- Perubahan ucapan
- Tremor, terutama pada satu tangan
Gejala lain yang terkait dengan Parkinsonisme meliputi:
- Demensia
- Masalah dengan sistem saraf otonom, seperti masalah dengan gerakan terkontrol atau kejang
- Masalah awal dengan keseimbangan
- Onset dan perkembangan gejala yang cepat
Setiap penyebab yang mendasari parkinsonisme, seperti demensia dengan badan Lewy, juga memiliki serangkaian gejala yang unik.
Diagnosis
Tidak ada tes tunggal bagi dokter untuk mendiagnosis parkinsonisme.
Seorang dokter akan mulai dengan melihat riwayat kesehatan seseorang dan meninjau gejala mereka saat ini.
Tes darah juga dimungkinkan untuk memeriksa penyebab potensial yang mendasarinya, seperti masalah tiroid atau hati.
Selain itu, pemindaian pencitraan bisa dilakukan untuk memeriksa otak dan tubuh jika menduga penyebab lain, seperti tumor otak.
Dokter dapat melakukan tes yang melacak pergerakan dopamin di otak yang dikenal sebagai tes DaT-SPECT.
Perawatan
Salah satu obat yang paling sering diresepkan untuk mengobati penyakit Parkinson adalah levodopa.
Obat ini terkait dengan dopamin dan dapat meningkatkan jumlah dopamin yang tersedia di otak.
Namun, bagi pengidap dengan sel yang rusak atau hancur terkadang tidak dapat merespons dopamin.
Akibatnya, levodopa bisa tidak bekerja dengan baik untuk mengurangi gejalanya.