thesilent1.com – Kyoto dahulunya merupakan ibu kota kekaisaran Jepang. Kini kota ini menjadi salah satu tujuan wisata yang sangat populer di negara matahari terbit ini. Kota ini memiliki kuil yang indah, taman yang terawat serta jalan-jalan tua yang dipenuhi oleh bangunan bergaya Jepang tradisional. Namun Kyoto tidak hanya berisi tempat wisata saja, ada juga tempat untuk para pencinta kuliner.
Masakan khas Kyoto dikenal mempunyai penampilan yang anggun dan otentik baik dalam rasa ataupun penyajiannya. Berada di lembah yang lokasinya diapit oleh pegunungan, Kyoto mempunyai air tanah yang sangat bersih dan segar sehingga ideal untuk digunakan dalam produk mi soba, tahu, teh matcha serta sake berkualitas tinggi. Apa saja makanan khas Kyoto? Cek daftarnya di sini.
1. Yatsuhashi
Yatsuhashi merupakan salah satu meibutsu atau produk khas Kyoto yang sangat popular. Makanan khas Kyoto ini sejenis wagashi, yaitu penganan tradisional Jepang yang umumnya dihidangkan dengan teh dan terutama dijual sebagai souvenir berupa manisan yang disebut miyagegashi.
Meibutsu Kyoto yang terkenal ini pertama kali muncul di tahun 1689 dan sangat mencerminkan ratusan tahun sejarah serta tradisi kotanya. Namanya diambil dari nama pemain harpa Jepang yang terkenal serta komposer musik koto, Kengyo Yatsuhashi. Itulah mengapa yatsuhashi yang paling tradisional bentuknya seperti koto.
Dengan berjalannya waktu, industri omiyage atau suvenir Jepang pun mulai memperkenalkan jenis lain. Ada yaki yatsuhashi. Ini adalah kue kering rasa kayu manis yang dipanggang dengan tekstur yang renyah yang dibuat dari tepung ketan. Sementara yatsuhashi merupakan versi mentahnya dan biasanya dilipat jadi segitiga serta mempunyai tekstur yang lembut, mirip sekali dengan mochi.
Yatsuhashi paling sering diberi rasa dengan teh hijau atau wijen hitam. Di dalamnya diisi dengan pasta kacang merah manis, tapi ada juga beberapa rasa yang lain.
2. Yudofu
Jika berkunjung ke Kota Kyoto, pastikan untuk tak melewatkan yudofu. Makanan khas Kyoto ini berupa tahu rebus yang dimasukkan ke dalam panci panas yang diberi saus cuka. Kedengarannya sederhana bukan? Namun jangan remehkan makanan yang sederhana ini karena hidangan ini memerlukan air bersih serta kedelai berkualitas tinggi untuk mendapatkan tahu yang baik.
Kyoto sudah memenuhi semua kriteria tersebut. Selain itu, makanan ini dahulu merupakan masakan vegetarian untuk para biksu Buddha. Untuk mendapatkan yodofu terbaik di Kyoto, umumnya orang akan memilih restoran Yudofu Sagano. Di Arasihayama, restoran ini terkenal dengan tahu kaiseki.
3. Uji Matcha
Matcha adalah salah satu produk paling terkenal di Kyoto. Ini adalah sejenis teh hijau premium dibuat dengan cara digiling sehingga menghasilkan bubuk yang halus. Matcha sudah dipakai dalam upacara minum teh tradisional semenjak abad ke-12. Saat itu upacara minum teh diperkenalkan ke Jepang oleh para biksu Buddha melalui Cina.
Kota Uji merupakan penghasil matcha terbaik di Jepang. Kota ini berada di prefektur Kyoto di selatan Kota Kyoto. Tempat tersebut tanah dan iklimnya sempurna untuk menanam teh. Sekarang Uji matcha tak hanya dipakai untuk upacara minum teh tapi juga untuk dikonsumsi sebagai minuman sehari-hari pada teh latte dan sebagai bahan untuk memasak dan membuat kue.
Beberapa contoh makanan penutup popular yang menggunakan matcha di antaranya parfait es krim matcha, permen rasa matcha, matcha yatsuhashi, dan lainnya.
4. Kuzukiri
Kuzukiri merupakan makanan penutup yang berasal dari Kyoto tapi sekarang hidangan ini bisa ditemukan di mana saja di Jepang. Kuzukiri manis juga terkenal di Kyoto. Makanan khas Kyoto ini berupa mie agar-agar transparan yang ketika dimakan terasa menyegarkan. Karena itu makanan ini populer sekali saat musim panas.
Makanan ini dibuat dari bubuk yang berasal dari akar kudzu. Setelah itu, bubuk tadi dilarutkan dalam air lalu dimasukkan ke dalam cetakan. Proses selanjutnya adalah adonan tadi dipanaskan menjadi padat kemudian dipotong halus seperti mie. Mienya tidak memiliki rasa sehingga kuzukiri dihidangkan dengan sirup gula hitam, yang disebut kuromitsu.
Kebanyakan orang lebih sering menuangkan sirup di atas mie tapi sebagian lagi ada yang lebih senang memisahkan keduanya saat penyajian. Jadi ketika dimakan, mie tersebut dicelupkan ke dalam sirup. Meski mie ini populer saat musim panas, tapi makanan penutup ini bisa dijumpai di sepanjang tahun di Kyoto.
5. Tsukemono
Sebelum ditemukan lemari es, orang Jepang mengawetkan sayuran dengan cara mengasinkannya, yaitu dengan ditambah garam. Di Jepang asinan ini disebut tsukemono. Di Kyoto terdapat tiga jenis acara yang populer, yaitu shibazuke, sugizuke dan senmaizuke.
Shibazuke merupakan asinan yang berupa campuran mentimun dengan terong cincang yang renyah dan gurih. Asinan ini diasamkan bersama dengan shiso merah (perilla). Shiso memberikan warna magenta pada bahan asinan.
Secara harfiah senmaizuke artinya “seribu lembar acar.” Bahannya yaitu lobak shogoin bulat yang besar. Lokan ini kemudian dipotong jadi irisan dengan ketebalan sekitar satu milimeter dan diasinkan bersama dengan konbu rumput laut.