thesilent1.com – Resmi dipasarkannya Suzuki Jimny, mestinya jadi kabar baik buat calon pembeli. Saat pengumuman di GIIAS 2019, SUV itu dijual mulai dari Rp 315,5 juta hingga Rp 330 juta. Kemahalan? tentu tidak buat penggemarnya. Namun Anda yang baru punya niatan meminang, terpaksa harus gigit jari. Pasalnya, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) baru saja menghentikan program pemesanannya.
Fenomena positif penerimaan pasar terhadap Jimny, sebenarnya sudah terlihat sejak 2018. Di pameran serupa, juga sudah banyak yang ingin memboyong mobil ini. Meskipun Suzuki Indonesia baru merilisnya setahun kemudian. Walhasil, PT SIS langsung kebanjiran pesanan. Padahal Suzuki Indonesia, cuma kebagian jatah 50 unit JImny setiap bulannya. Belum lagi jatah itu mesti disebar ke 53 diler Suzuki di seluruh Indonesia. Sudah bisa dipastikan terjadi inden di setiap jaringan penjualan mereka.
Saat itu, Suzuki Indonesia menghitung inden Jimny bisa sampai setahun. Namun kabar terbarunya, waktunya bisa lebih lama lagi. Donny Saputra, Direktur Marketing PT SIS menyebut kondisi ini terjadi di beberapa daerah. “Satu diler bisa ada 100 pemesanan. Bahkan ada pembeli dari Jakarta yang beli ke diler di Papua. Indennya ada yang setahun dan bahkan di beberapa daerah mencapai 2 tahun,” katanya di Cirebon, Jawa Barat (28/8).
Atas dasar ini pula PT SIS akhirnya membuat kebijakan baru. Mereka memutuskan untuk menutup dulu keran pemesanan Suzuki Jimny. “Untuk sementara di-stop dulu buka pesanan Jimny. Ini sudah dilakukan beberapa diler. Mereka yang mau (pesan), hanya didata saja. Kita fokus dulu untuk pesanan yang sudah ada,” terang Donny.
Kondisi ini bukan tanpa sebab. Donny mengklaim tingginya permintaan tak hanya terjadi di Indonesia. Ketertarikan pasar terhadap Jimny juga berlangsung di negara lain. Di satu sisi, kapasitas produksinya di Jepang hanya 5.000 unit. Jumlah segitu mesti dibagikan ke negara-negara lain, termasuk Indonesia. “Tidak hanya di sini, di negara lain bahkan Jepang pun inden,” sahutnya lagi.
Berkaitan soal produk, Suzuki Jimny bukan nama asing di telinga masyarakat Indonesia. Pada 1979, Jimny lahir untuk memenuhi kebutuhan pengguna di medan off-road. Seiring perkembangan Jimny yang dikenal dengan penggerak 4×4, mulai punya turunan. Sebutlah Suzuki Katana berpenggerak roda 4×2. Pada fase generasi kedua, Jimny hadir pula dengan opsi long wheel base (Jimny Long). Lalu ada versi Carribian, Jimny dengan extra cab layaknya pikap
Perjalanannya sempat terhenti, sampai muncul Jimny generasi Gen-3 (generasi ketiga) berpenggerak AWD. Unit dengan desain lebih membulat itu dipasarkan 2017 silam. Lalu desas-desus kemunculan model teranyar Jimny keempat mulai menyeruak, pasca-Suzuki Jepang memproduksinya. Tampilannya tetap mengusung nuansa boxy bak pendahulunya. Namun, ia datang dengan penawaran baru. Sebutlah opsi transmisi (AT/MT) serta kelir bodi. Kemudian fitur-fitur, seperti: Hill Hold Control dan Hill Descent Control, AC Auto Climate dengan heater, SRS Dual Airbag, ISOFIX, Immobilizer, Electronic Stability Program sampai Cruise Control. Sektor pengeremannya lebih safety berkat terapan rem ABS dan BA. (Ano/Van)