thesilent1.com – Pada perdagangan Rabu, 17 Mei 2023, nilai tukar rupiah terhadap mata uang Amerika Serikat kembali mengalami tekanan. Berdasarkan data RTI Business, diketahui bahwa mata uang Indonesia tersebut melemah -0,29% dan kehilangan 43 poin sehingga kursnya berada di angka Rp14.868 per dolar AS.
Jika dihadapkan dengan mata uang global lainnya, rupiah cenderung mengalami nasib yang sama. Sebab, pada perdagangan hari ini, mata uang Garuda itu terpantau mengalami koreksi -0,47% atas dolar Australia; terpangkas -0,37% atas euro; dan terkikis -0,34% atas poundsterling.
Selain terhadap dolar AS dan tiga mata uang global, rupiah rupanya turut mengalami pelemahan atas mayoritas mata uang di negara-negara di Asia. Merujuk dari sumber yang sama, dilaporkan bahwa mata uang Indonesia itu tunduk atas enam mata uang dan mampu unjuk gigi hanya terhadap dua mata uang.
Rupiah hari ini dikabarkan menghijau 0,12% atas ringgit dan terapresiasi 0,37% atas baht. Kendati demikian, mata uang Garuda itu loyo terhadap yuan (-0,19%), dolar Hong Kong (-0,26%), yen (-0,20%), won (-0,45%), dolar Singapura (-0,33%), dan dolar Taiwan (-0,10%).
Kendati demikian, menurut ekonom senior Bank DBS Singapura, Radhika Rao, kurs rupiah terhadap dolar AS diprediksi menguat jelang Pemilu 2024 mendatang. Pasalnya, pada periode pesta demokrasi itu, aktivitas ekonomi cenderung mengalami peningkatan dan pada pemilu-pemilu sebelumnya pun, rupiah terbukti perkasa atas mata uang Amerika Serikat.
“Grafiknya akan menurun. Artinya, rupiah akan menguat jelang pemilu,” ujarnya dalam acara bertajuk “Sambut Pemilu 2024, DBS Group Research Kupas Proyeksi Iklim Perekonomian Indonesia”.