Citi Group: “Robinhood Berpotensi Jadi Korban Terbaru Keruntuhan FTX”

thesilent1.com – Bursa FTX telah menyeret beberapa bursa beserta perusahaan lainnya dan membuat mereka bangkrut bersama dengen perusahannya. Lantas, mungkinkah Robinhood akan menjadi korban terbaru pusaran kebangkrutan FTX selanjutnya?

Runtuhnya FTX yang dulunya sempat mendapat gelar sebagai bursa terbesar kedua di dunia itu telah menorehkan dampak negatif ke beberapa perusahaan dan protokol lainnya. Sejumlah investor bahkan telah kehilangan miliaran dolar akibat eksposur langsung maupun tidak langsung mereka dengan FTX. Tapi, apakah platform investasi saham dan kripto Robinhood juga akan segera menjadi korban terbarunya?

/Terkait

SEC Tegaskan Penolakannya terhadap ETF Bitcoin Grayscale

IcomTech dan Forcount Dituduh Melakukan Skema Ponzi, Nilai Kerugian Ditaksir Mencapai US$8,4 juta

Prancis Berpotensi Jadi Negara Selanjutnya yang Siap Ketatkan Regulasi Kripto Pasca Insiden FTX

Crypto Winter Semakin Ganas, Saham Coinbase dan Silvergate Terjun Bebas

Jepang Akan Bebaskan Pajak bagi Perusahaan Kripto

Hedge Fund Ramai-ramai Pasang Posisi Short untuk Saham Perusahaan Mining Kripto

Robinhood Lagi dalam Masalah?

Kondisi pasar global secara keseluruhan dan juga terjangan crypto winter sangat berdampak pada harga saham Robinhood (HOOD). Harga saham mereka bahkan tercatat anjlok sedalam 88% dari level tertingginya sepanjang masanya (ATH) pada Agustus 2021 lalu.

Menurut laporan CNBC, Christopher Allen, analis di Citi Group, telah menurunkan posisi saham tersebut menjadi netral, setelah sebelumnya ada di posisi beli. Namun, sang analis juga melihat adanya potensi jangka panjang pada saham HOOD sendiri.

“Kami melihat prospek [yang] beragam dari sini, mengingat potensi risiko utama dari proposal struktur pasar SEC yang akan datang, prospek pasar ekuitas yang penuh keraguan, dan potensi dari FTX yang berdampak pada pendapatan perdagangan kripto serta basis pelanggan.”

Selain itu, Sam Bankman-Fried (SBF) telah membeli 7,6% saham Robinhood pada awal tahun ini. Oleh karena itu juga, muncul ketakutan bahwa posisinya juga akan terkena likuidasi dalam waktu dekat ini. Namun, menanggapi hal tersebut, CEO Robinhood, Vlad Tenev, mengatakan kepada CNBC bahwa saham SBF akan dikunci dalam proses kebangkrutan. Pasalnya, otoritas Bahama telah menangkap pendiri bursa yang bermasalah itu hari ini (14/12).

Akankah Bernasib Sama seperti FTX?

Awal bulan ini, Robinhood memperkenalkan rencana Individual Retirement Account (IRA) dengan kecocokan 1%. IRA Match adalah tambahan 1% yang ditambahkan Robinhood ke IRA pelanggannya untuk memberikan kontribusi yang memenuhi syarat dan menguncinya setidaknya selama lima tahun.

Alhasil, komunitas pun banyak yang berspekulasi bahwa ada masalah likuiditas di Robinhood karena mereka berusaha mati-matian untuk membuat pelanggannya mengunci dana mereka dengan produk tersebut.

Bagaimana pendapat Anda tentang situasi terkini dari Robinhood pasca kebangkrutan FTX? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!