Changpeng Zhao akan Kupas Binance Smart Chain di Indonesia Blockchain Week 2021

thesilent1.com – Ekosistem Binance Smart Chain akan menjadi salah satu topik utama yang dibahas dalam ajang Indonesia Blockchain Week 2021, yang akan dimulai pada Sabtu, 20 Maret 2021. Webinar tersebut akan disiarkan secara langsung di Youtube Channel TokoCrypto.

Pembahasan mengenai ekosistem Binance Smart Chain ini akan dipaparkan langsung oleh Founder & CEO Binance, Changpeng Zhao (CZ). CZ beserta pemateri yang lain akan mengupas lebih dalam tentang teknologi ini, baik dari segi teknikal maupun dalam pengembangannya.

Selain membahasa Binance Smart Chain, dalam event ini pun akan mengeksplorasi teknologi CeFi dan DeFi.

LIHAT JUGA: CEO Binance akan Meriahkan Event Indonesia Blockchain Week 2021

“Hal ini dengan selaras dengan tujuan Tokocrypto mengembangkan Toko Token (TKO), sebagai token hybrid pertama di Indonesia di atas Binance Smart Chain. TKO akan menjadi proyek aset kripto lokal Indonesia pertama yang menawarkan model token hybrid yang unik, dengan utilitas seperti token platform pertukaran, NFT Marketplace, CeFi, dan DeFi”, kata Pang Xue Kai, CEO & Co-Founder Tokocrypto

Selain diisi oleh CZ, acara ini menghadirkan sejumlah pakar dan tokoh internasional yang akan membagi wawasan dan pengalamannya, antara lain: CEO & Co-Founder Tokocrypto, Xue Pang Kai (Kai); COO Tokocrypto, Teguh Kurniawan Harmanda; CSO Binance, Gin Chao; CFO Binance, Wei Zhou.

Serta, CEO SafePal, Veronica Wong; COO CertiK, Daryl Hok; Overseas Marketing Director, Janet Wong, ForTube; Yprivacymatter CMO & COO, autofarm.network; Unifi Protocol; dan masih banyak lagi narasumber lainnya.

Selain itu, di acara tersebut akan diumumkan para pemenang kompetisi design NFT berhadiah total 10.000 TKO dan ditandatangani oleh CEO Binance dan CEO Tokocrypto.

Seperti kita ketahui, NFT menjadi topik hangat di dunia blockchain akhir-akhir ini dengan kapitalisasi pasar sebesar $338 juta pada akhir 2020 lalu. Kompetisi ini sekaligus menjadi awal insiatif Tokocrypto untuk mendukung ekosistem konten kreator di Indonesia dan sampai berita ini diturunkan, sudah ada lebih dari 200 karya design NFT yang akan diseleksi.

Sekilas Tentang Binance Smart Chain:

Binance Smart Chain (BSC) adalah blockchain yang bergerak secara paralel dengan Binance Chain. Berbeda dengan Binance Chain, BSC menawarkan fungsionalitas kontrak pintar dan kompatibilitas dengan Ethereum Virtual Machine (EVM). Tujuannya adalah untuk membiarkan throughput tinggi dari Binance Chain tetap utuh sambil mengenalkan smart contract dalam ekosistemnya.

BSC dan Binance Chain beroperasi secara berdampingan. Perlu diingat bahwa BSC adalah blockchain independen yang dapat berjalan jika Binance Chain offline. Meski begitu, kedua blockchain ini memiliki kemiripan yang kuat dari sudut pandang desain.

Karena BSC kompatibel dengan EVM, BSC diluncurkan dengan dukungan untuk memperkaya Ethereum dan DApps. Secara teori, ini memudahkan developer untuk memindahkan proyek mereka dari Ethereum. Bagi pengguna, ini berarti aplikasi MetaMask dapat dengan mudah dikonfigurasi untuk bekerja dengan BSC.

Cara Kerja Binance Smart Chain

BSC menggunakan Proof of Staked Authority (PoSA) dimana peserta menggunakan staking BNB untuk menjadi validator. Jika mereka mengusulkan blok yang valid, mereka akan menerima biaya transaksi dari transaksi yang termasuk di dalamnya.

Tidak seperti protokol lainnya, tidak ada subsidi blok untuk BNB yang baru dicetak karena BNB tidak bersifat inflasi. Sebaliknya, pasokan BNB akan menurun seiring waktu, karena tim Binance secara teratur melakukan pembakaran poin.

BSC dibayangkan sebagai sistem yang independen namun saling melengkapi untuk Binance Chain yang ada. Arsitektur dual-chain digunakan dengan gagasan bahwa user dapat mentransfer aset dengan mulus dari satu blockchain ke blockchain lainnya. Dengan cara ini, perdagangan cepat dapat dinikmati di Binance Chain, sementara aplikasi terdesentralisasi yang kuat dapat dibangun di BSC. Dengan interoperabilitas ini, pengguna dihadapkan pada ekosistem yang luas yang dapat memenuhi berbagai kasus penggunaan.

Token BEP2 dan BEP8 dari Binance Chain dapat ditukar dengan token BEP20, standar baru yang diperkenalkan untuk BSC.

Decentralized Finance pada Binance Smart Chain

Sejumlah aset digital seperti BTC, ETH, LTC, EOS, XRP sudah ada di Binance Chain sebagai “Peggy Coin”. Ini adalah token yang dipatok ke aset di rantai aslinya. Misalnya, anda memutuskan untuk mengunci 10 BTC untuk menerima 10 BTCB di Binance Chain. Kapanpun anda dapat memperdagangkan 10 BTCB anda untuk 10 BTC, yang artinya harga BTCB harus mengikuti harga BTC asli. Dengan melakukan ini, anda secara efektif memindahkan aset ke Binance Chain.

Fleksibilitas yang diberikan Binance Smart Chain mengakibatkan aset yang dari sejumlah rantai berbeda dapat digunakan di ruang DeFi yang berkembang.

Binance Smart Chain sangat memperluas fungsionalitas Binance Chain asli dan menggabungkan berbagai protokol mutakhir yang dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara berbagai blockchain. Walaupun masih dalam tahap awal, namun janji BNB staking disamping kompatibilitasnya dengan EVM menjadikan platform ini mesin yang ideal bagi developer yang membangun aplikasi terdesentralisasi yang kuat.

ARTIKEL TERKAIT

Setelah Capai Harga Tertinggi, Bagaimana Pergerakan Bitcoin Selanjutnya?

Tren Bitcoin Terus Meroket, Jauh Meninggalkan Emas

UNTUK ANALISA DAN TEKNIKAL KRIPTO KLIK INI

Disclaimer:

Perdagangan atau investasi digital asset atau mata uang kripto (Bitcoin, Ethereum, dll) merupakan aktivitas beresiko tinggi. Sebelum memutuskan untuk mulai berinvestasi ketahui dulu resikonya. Perdagangan Digital Asset sebaiknya dilakukan pada platform exchange yang terdaftar di Bappebti.

Kami tidak memaksa Anda untuk membeli atau menjual aset digital ini, sebagai investasi, atau aksi mencari keuntungan. Pahami dulu lebih dalam sebelum memutuskan berinvestasi mata uang kripto.