Bitcoin Tembus Harga di Bawah $ 20 Ribu, Sinyal Penurunan Makin Kuat

thesilent1.com – Aset kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Bitcoin, turun ke harga di bawah $ 20 ribu. Saat laporan ini ditulis, BTC diperdagangkan, di level $ 18,903 atau turun sekitar 9,45% dalam 24 jam terakhir. Level ini merupakan titik terendah BTC sejak Desember 2020.

Prediksi terkait penurunan harga BTC ke bawah $ 20 ribu sudah diprediksi oleh sejumlah analis. Salah satunya oleh analis di Twitter @capocrypto. Ia menyebutkan, bahwa BTC akan menyentuh harga sekitar $14-16 ribu.

Penurunan ini pun diikuti oleh anjloknya total kapitalisasi pasar crypto yang menyentuh nilai $ 842 milyar, pada perdagangan Sabtu, 18 Juni 2022. Sementara itu, sejumlah mayor altcoin (100 besar kapitalisasi pasar) harus menanggung kerugian sekitar 90% selama bulan ini.

Hal ini membuktikan bahwa beruang masih sangat kuat. Sejumlah sentimen makro seperti kenaikan suku bunga The Fed dan melambungnya tingkat inflasi di AS semakin memperburuk kondisi pasar crypto maupun pasar aset lainnya.

Kenaikan suku bunga ini adalah yang paling agressif yang pernah dilakukan oleh The Fed sejak 28 tahun. Naiknya suku bunga ini pun bertepatan dengan meningktanya inflasi di AS sebesar 8,6% sejak Mei 2022.

Kondisi ini cukup gamblang menggambarkan bahwa keadaan makro ekonomi sedang tidak baik-baik saja. Pelemahan ekonomi yang dikhawtirkan akan berujung resesi tentu akan berdampak pada semua sektor investasi, termasuk cryptocurrency.

Tanda-tanda kekhawatiran pasar akan ancaman resesi pun sudah terlihat sejak awal bulan Juni ini. Di mana aset crypto yang “pulang kampung” alias ditarik dari pasar cukup tinggi.

CoinShares melaporkan, aset digital global senilai $102 juta telah dicairkan hanya dalam waktu sepekan.

Penarikan Bitcoin dalam sepekan terakhir mencapai $57 juta, membawa arus keluar bulanan aset ini menjadi $91 juta. Sementara, penarikan Ethereum mencapai $41 juta, dalam periode yang sama.

“Aliran produk investasi aset digital tetap berombak untuk mengantisipasi kebijakan moneter The Fed, dengan aliran keluar harian minggu lalu sebesar US$102 juta. Faktor yang mendorong Bitcoin ke musim crypto winter selama 6 bulan terakhir pada umumnya diakibatkan dari retorika yang semakin keras dari Federal Reserve AS,” tulis laporan yang dipublikasikan 13 Juni 2022.

Jebakan Banteng di Tengah Kenaikan Suku Bunga The Fed

Optimisme Whale Kripto di Tengah Crypto Winter

Aset 3AC Dilikuidasi $ 400 juta, Diduga Gagal Penuhi Margin Call

Laporan tersebut pun menyebutkan, Ethereum menjadi aset digital yang paling terpukul dengan total dana keluar mencapai $386,5 juta sepanjang tahun 2022. Sedangkan Bitcoin, meski terdampak juga, masih yang terkuat dengan mencatatkan dana masuk $450,8 juta.

Selain itu, saat ini fear and greed index BTC pun berada pada level ketakutan ekstrem, di poin 6. Hal ini mengindikasikan psikologis pasar BTC masih sangat takut untuk masuk.

Pergerakan BTC Selanjutnya?

Analis Portalkripto, Arly Fauzi, mengatakan apabila BTC tidak mampu mempertahankan harga di atas $ 19,4 ribu, sangat mungkin Bitcoin akan kembali melanjutkan tren turunnya hingga ke level $ 14,4 ribu.

“Skenario terburuk untuk musim dingin Bitcoin adalah apabila pergerakan harga Bitcoin breakdown dari 19.6k , maka kemungkinan harga Bitcoin akan mencapai area harga 13k-14,4k,” ujar Arly.

Sementara itu, berdasarkan data statistik dari Cryptoquant, saat ini cadangan BTC di bursa masih dalam relatif aman. Trennya semakin menunjukan penurunan, yang artinya, peluang likuidasi BTC pun semakin kecil.

Hal ini bisa mengindikasikan bahwa long term holder masih bullish. Sebagian besar investor terindikasi masih akan mencari titik akumulasi mereka.

DISCLAIMER : Bukan ajakan membeli! Investasi atau perdagangan aset crypto masih beresiko tinggi. Artikel ini hanya berisi informasi yang relevan mengenai aset kripto tertentu.