thesilent1.com – Kejang adalah kondisi saat tubuh mengalami goncangan cepat dan berulang kali secara tak terkendali.
Melansir Johns Hopkins Medicine, kejang dapat terjadi saat ada ledakan aktivitas listrik yang tidak terkontrol di sel saraf otak.
Hal itu bisa menyebabkan otot berkontraksi serta rileks berulang kali sampai memicu perubahan fisik.
Serangan kejang yang terjadi bisa berbeda-beda pada setiap penderita. Terkadang kejang bisa membuat tubuh penderitanya kaku, berkedut, lemas, sampai hilang kesadaran.
Hal itu dipengaruhi penyebab kejang dan bagian otak yang terlibat serangan. Dilansir dari MedlinePlus, gejala kejang bisa berupa:
- Seluruh tubuh gemetar
- Mengalami kebingungan
- Ngiler atau mulut berbusa
- Mata terbelalak
- Kehilangan kontrol kandung kemih atau usus
- Tiba-tiba jatuh
- Gigi gemertakan
- Otot tubuh bergerak tidak terkendali sampai anggota tubuh bergerak dan menyentak
Gejala kejang dapat berhenti setelah beberapa menit, terkadang serangan bisa datang lagi setelah beberapa menit.
Penyebab kejang

Segala sesuatu yang membuat aktivitas listrik di otak tidak normal bisa jadi penyebab kejang, di antaranya:
- Kadar gula darah tidak normal
- Kadar natrium tidak normal
- Infeksi otak seperti meningitis dan ensefalitis
- Cedera otak saat persalinan
- Cacat otak bawaan
- Tumor otak
- Penyalahgunaan narkoba
- Tersengat listrik
- Epilepsi
- Demam tingi (terutama kejang pada anak )
- Cedera kepala
- Penyakit jantung
- Fenilketonuria (biasanya dialami bayi)
- Keracunan
- Stroke
- Toksemia kehamilan
- Penumpukan racun di dalam tubuh karena gagal hati atau ginjal
- Tekanan darah tinggi
- Terkena gigitan ular berbisa
- Efek samping kecanduan alkohol atau obat tertentu
Terkadang, penyebab kejang tidak diketahui secara pasti. Kondisi ini disebut kejang idiopatik.
Kejang biasanya terjadi pada anak-anak saat demam, namun tidak menutup kemungkinan orang dewasa dan lansia mengalami kejang.
Serangan kejang yang berulang bisa jadi tanda epilepsi. Kondisi ini umumnya terjadi pada orang dengan riwayat keluarga yang sering kejang atau punya gangguan epilepsi.
Pertolongan pertama saat kejang
Kejang kebanyakan bisa berhenti dengan sendirinya. Tapi, saat kejang seseorang rentan cedera atau terluka karena kehilangan kontrol tubuh.
Berikut beberapa pertolongan pertama saat kejang yang bisa membantu penderita:
- Cegah penderita terjatuh dengan membaringkan tubuhnya ke lantai atau tempat yang aman, berikan bantal untuk menopang kepalanya
- Kendurkan pakaian ketat, terutama di sekitar leher
- Apabila penderita muntah saat kejang, miringkan tubuh penderita agar muntahan tidak masuk ke paru-paru
- Temani penderita kejang hingga serangan mereda, atau sampai penderita mendapatkan pertolongan medis profesional
Saat mendapati penderita kejang, hindari beberapa hal berikut
- Jangan menahan kejang penderita
- Jangan meletakkan benda apa pun di antara gigi penderita
- Hindari memindahkan penderita, kecuali saat penderita berada di dekat sesuatu yang berbahaya
- Jangan memberikan apa pun melalui mulut (misalkan minuman atau makanan tertentu) sampai kejang berhenti
- Jika bayi mengalami kejang saat demam tinggi, dinginkan demam dengan kompres menggunakan air hangat dan segera cari pertolongan medis
Segera hubungi layanan medis darurat apabila kejang berlangsung lebih dari dua menit, penderita mengalami gangguan perilaku atau pingsan setelah serangan kejang, serangan kejang berulang, dan penderita kejang dalam kondisi hamil serta diabetes.